WASTE DISPOSAL (PEMBUANGAN LIMBAH)
WASTE DISPOSAL
(PEMBUANGAN LIMBAH)
MAKALAH
Diajukan untuk
memenuhi syarat-syarat Tugas dalam Mata Kuliah Pengetahuan Lingkungan
Disusun oleh :
Kelompok 3
Kelas 3ID08
Ahmad
Fathur Rahman (30415327)
Bastiyaningsih (31415274)
Rifeni
Kusumawati (35415957)
Sofi
Nurul Fadilah (36415650)
FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK
INDUSTRI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
BEKASI
2018
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB III WASTE
DISPOSAL
1 Definisi Waste Disposal........................................................... 1
3. Jenis−jenis Limbah.................................................................. 2
3.1Jenis−jenis
Limbah Berdasarkan Wujudnya....................... 2
3.2 Jenis−jenis
Limbah Berdasarkan Sumbernya.................... 3
3.3 Jenis−jenis
Limbah Berdasarkan Senyawanya.................. 3
4 Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).......................... 4
5. Dampak Buruk Waste
Disposal............................................... 6
5.1 Dampak Limbah
terhadap Kesehatan............................... 6
5.2 Dampak Limbah
terhadap Lingkungan............................. 6
5.3 Permasalahan
Limbah di Indonesia dan Penanganannya..
7
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 13
WASTE DISPOSAL
1.
Definisi Waste
Disposal
Waste
disposal atau
pembuanganan limbah merupakan sisa atau buangan
dari suatu usaha atau kegiatan manusiayang tidak memiliki nilai guna atau dengan kata lan tidak
dapat dimanfaatkan lagi, maka limbah tersebut dapat dibuang. Sebelum dibuang ke
alam, limbah harus melalui proses pengolahan agar bahan-bahan berbahaya yang
terkandung didalamnya hilang. Hal tersebut bertujuan agar limbah yang dibuang
tidak berdampak negatif bagi lingkungan.
Gambar 1.
Pembuangan Limbah (Waste Disposal)
2.
Karakteristik Limbah
Karakteristik dari limbah meliputi:
a. Berukuran
mikro
Partikel-partikel penyusun limbah
berukuran mikro sehingga bersifat kasat mata dan sulit untuk dideteksi.
b. Bersifat
dinamis
Limbah bersifat dinamis artinya
limbah tidak diam di suatu tempat, namun selalu bergerak dan berubah sesuai
kondisi lingkungannya.
c. Berdampak
luas
Penyebaran limbah dapat menjangkau
wilayah yang luas karena ukurannya yang kecil/mikro sehingga mudah menyebar dan
tidak mudah terdeteksi secara langsung. Selain itu, dampak dari limbah tidak
hanya tertuju pada satu faktor, namun juga akan mempengaruhi faktor-faktor
lainnya.
d. Berdampak
jangka panjang
Pemasalahan/dampak yang ditimbulkan
limbah tidak dapat diatasi dalam waktu yang singkat, namun membutuhkan waktu
yang panjang bahkan diperlukan kerjasama antar generasi untuk mengatasinya.
3.
Jenis – Jenis Limbah
3.1 Jenis –Jenis Limbah Berdasarkan
Wujudnya
a. Limbah
Padat
Limbah padat atau yang sering
disebut sampah merupakan limbah yang berwujud padat dan biasanya bersifat
kering serta tidak dapat berpindah/menyebar jika tidak ada yang memindahkannya.
Limbah padat ini termasuk limbah yang paling sering ditemukan di lingkungan,
seperti sisa makanan, sampah plastik, pecahan kaca, kertas bekas dan lain
sebagainya.
b.
Limbah Cair
Limbah cair merupakan sisa dari
suatu kegiatan yang berwujud cair dan bercampur dengan bahan-bahan buangan
lainnya yang larut ke dalam air. Contoh limbah cair yaitu air sabun bekas
cucian, sisa pewarna kain, air tinja dan lain sebagainya.
c.
Limbah Gas
Limbah gas adalah limbah yang
berwujud gas terdiri dari berbagai macam senyawa kimia dan memanfaatkan udara
sebagai medianya sehingga dapat menyebar dengan mudah dalam wilayah yang luas.
Contoh limbah cair yaitu karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), sulfur
oksida (SOx), freon, dan lain sebagainya.
d.
Limbah Suara
Limbah suara merupakan limbah berupa
gelombang bunyi yang merambat di udara dan menimbulkan gangguan. Contoh limbah
suara yaitu suara-suara bising yang dihasilkan kendaraan bermotor, mesin-mesin
pabrik dan lain sebagainya.
3.2
Jenis Limbah Bedasarkan Sumbernya
a.
Limbah
domestic
Limbah domestik atau limbah rumah
tangga merupakan limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga atau
pemukiman penduduk, pasar dan rumah makan. Contoh limbah domestik yaitu
sisa-sisa makanan, air sabun bekas cucian dan lain sebagainya.
b.
Limbah
industri
Limbah industri merupakan limbah
yang dihasilkan dari kegiatan industri yang wujudnya tergantung dari apa yang
diproduksi industri tersebut, seperti asap mesin pabrik atau cairan buangan
dari suatu pabrik.
c.
Limbah
pertanian
Limbah pertanian merupakan limbah
yang dihasilkan dari kegiatan pertanian maupun kegiatan perkebunan, seperti
jerami, sisa-sisa daun, kayu-kayu kecil dan lain sebagainya.
d.
Limbah
pertambangan
Limbah pertambangan merupakan limbah
yang dihasilkan dari kegiatan pertambangan.
e.
Limbah
pariwisata
Limbah pariwisata merupakan limbah
yang berasal dari daerah pariwisata, seperti asap kendaraan dan oli yang dibuang
kapal atau speedboat di kawasan wisata
bahari.
f.
Limbah
medis
Limbah medis merukan limbah yang
dihasilkan dari kegiatan medis, seperti jarum-jarum suntik bekas di rumah
sakit, zat-zat kimia obat dan lain sebagainya.
3.3 Jenis
limbah berdasarkan senyawanya
a.Limbah
organik
Limbah organik merupakan limbah yang
meengandung unsur karbon atau berasal dari makhluk hidup dan bersifat mudah
membusuk/terurai oleh aktivitas mikroorganisme baik aerob maupun anaerob.
Limbah organik ini sangat mudah ditemui dalam kehidupan sehari-hari, seperti
sisa makanan, kotoran hewan, kulit buah, sayur busuk, dan lain sebagainya.
b.
Limbah anorganik
Limbah anorganik merupakan limbah
yang tidak dapat atau sulit membusuk/terurai secara alami oleh mikroorganisme
pengurai contoh limbah anorganik yaitu plastik, kaca, logam, baja, dan lain
sebagainya.
c.
Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
Limbah B3 merupakan limbah yang
berasal dari kegiatan manusia. Limbah ini mengandung senyawa kimia dan beracun
sehingga sangat berbahaya bagi makhluk hidup terutama manusia.
4. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
Bedasarkan Undang-Undang No. 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) merupakan zat, energi, dan/atau komponen lain yang
karena sifat, konsentrasi dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak
langsung, dapat mencemarkan, merusak lingkungan hidup, dan/atau dapat
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta
makhluk hidup lainnya.
Gambar 2.
Logo Limbah B3 Pencemaran Lingkungan
Karakteristik Limbah B3, yaitu:
a. Mudah meledak (Explosive)
Limbah mudah meledak pada suhu 250C dan tekanan 760 mmHg. Pada kondisi tersebut limbah
akan meledak dan menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi dan dapat
dengan cepat merusak lingkungan sekitarnya. Contoh dari limbah yang mudah
meledak adalah limbah laboratorium (asam prikat) dan limbah bahan peledak
seperti pada pertambangan batu bara.
b. Mudah terbakar (Flammable)
Limbah mudah terbaka karena adanya
kontak dengan udara, api atau bahan lainnya meskipun dalam suhu dan tekanan
standar. Contoh limbah yang mudah terbakar adalah cat, tinta, dan pembaersih
logam.
c. Beracun
Limbah beracun karena mengandung
bahan pencemar yang bersifatracun bagi makhluk hidup sehingga dapat menyebabkan
keracunan, sakit bahkan kematian. Contoh limbah beracun adalah buangan
pestisida dan pupuk kimia lainnya pada kegiatan pertanian.
d. Menyebabkan infeksi
Limbah dapat menyebabkan infeksi
karena mengandung kuman penyakit. Salah satu contoh limbah yang dapat
menyebabkan infeksi adalah jarum suntik yang digunakan berulang kali dapat
menimbulkan infeksi bahkan dapat menularkan penyakit.
e. Berbahaya (Harmful)
Limbah berbahaya merupakan limbah
(padat, cair atau gas) yang dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan sampai
pada tingkat tertentu melalui kontak inhalasi ataupun oral.
f. Berbahaya bagi
lingkungan (Dangerous to environment)
Limbah berbahaya bagi lingkungan
merupakan limbah yang dapat menyebabkan kerusakan pada lingkungan dan
ekosistem.
g. Besifat korosif (Corrosive)
Contoh limbah bersifat korosif
adalah cairan aki mobil yang dapat menyebabkan pengkaratan pada besi dan baja.
5. Dampak Buruk Pembuangan Limbah (Waste Disposal)
5.1 Dampak
Limbah terhadap Kesehatan Manusia
Berbagai jenis penyakit dapat
ditimbulkan karena tidak adanya penangan atau pengelolaan limbah yang benar.
Mulai dari penyakit ringan seperti sakit perut/diare hingga penyakit yang
mematikan seperti keracunan akut dapat disebabkan oleh adanya limbah.Berikut
ini beberapa contoh jenis penyakit yang dapat menyerang manusia akibat adanya
limbah:
- Gangguan pencernaan seperti diare
- Tifus
- Keracunan akut dan keracunan kronis
- Jamur pada kulit
- Sesak napas
- Gangguan saraf
5.2 Dampak
Limbah terhadap Lingkungan
Selain berdampak negatif bagi
manusia, limbah juga berdampak negatif bagi lingkungan. Dampak negatif yang
paling terlihat jelas adalah rusaknya lingkungan sehingga menurunkan nilai
estetika lingkungan atau dengan kata lain lingkungan menjadi tidak enak dipandang.
Limbah berupa cairan yang masuk ke
dalam sistem drainase atau sungai akan mengakibatkan pencemaran air. Apabila
hal ini sudah terjadi maka akan banyak organisme seperti ikan akan mati
keracunan. Jika hal ini terjadi maka akan terjadi perubahaan ekosistem perairan
yang menjebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem secara keseluruhan. Limbah
padat yang dibuang ke sungai dalam jumlah yang banyak dapat menyumbat aliran
air sungai dan menyebabkan banjir.
Selain pencemaran air, pencemaran
udara oleh limbah juga akan terjadi seperti bau tidak sedap yang ditimbulkan
karena pembusukan sampah organik. Asap yang ditimbulkan dari kendaran bermotor,
pembakaran sampah maupun industri-industri besar juga dapat menimbulkan
pencemaran udara. Pembakaran sampah berbahan plastik tertentu bahkan dapat
bersifat karsinogenik dan menimbulkan kanker apabila dihirup manusia.
5.3 Permasalahan Limbah di Indonesia dan
Penanganannya
Indonesia dengan beragam bentuk fisik (relief) dan
penduduknya memiliki beberapa permasalahan yang berhubungan dengan lingkungan
hidup. Permasalahan lingkungan hidup Indonesia terjadi di berbagai sektor
beserta segala kompleksitas, penyebab, dan akibat masing-masing.
5.3.1 Permasalahan Air
Indonesia
memiliki permasalahan air yang seringkali diakibatkan oleh penduduknya sendiri.
Berikut beberapa permasalahan air yang banyak terjadi di Indonesia.
Sungai-sungai di Indonesia memiliki peranan penting bagi kehidupan, yaitu
sebagai sarana irigasi, sumber air minum, keperluan industri, dan lain-lain.
Tetapi dalam kurun waktu lima tahun ini, kualitas air telah mengalami
penurunan. Hal itu disebabkan sebanyak 64 dari 470 Daerah Aliran Sungai (DAS)
di Indonesia dalam keadaan kritis. Pendangkalan sungai terjadi di mana-mana.
Selain itu, sungai di Indonesia banyak yang tercemar oleh berbagai limbah di
antaranya :
- Limbah
domestik, yaitu limbah rumah tangga berupa detergen, tinja, dan sampah
yang sengaja dibuang ke sungai.
- Limbah Industri berupa berbagai zat kimia dan logam
berat yang berbahaya dan beracun. Limbah pertanian seperti sisa pestisida
dan pupuk.
- Racun dari kegiatan penangkapan ikan yang terlarang.
5.3.2 Pencemaran Air Tanah
Perumahan
di kota-kota padat di Indonesia banyak yang menggunakan sumur tanah sebagai
sumber air untuk keperluan sehari-hari, menggantikan peran PAM. Akan tetapi,
air tanah dari sumur-sumur tersebut mengandung bakteri Fecal coli, coliform,
serta mineral-mineral seperti besi yang melebihi baku mutu. Sumber pencemaran
tersebut berasal dari tempat penampungan tinja penduduk (septic tank).
Akibatnya, kondisi air berwarna kuning dan berbau. Hal ini bisa saja tidak
terjadi jika jarak antara septic tank dengan sumur lebih dari 10 meter. Tapi
karena kota merupakan kawasan padat, hal ini menjadi sulit diimplementasikan
dan terjadilah pencemaran air tanah.
Pembuangan
limbah industri yang berdekatan dengan sumur penduduk juga menyebabkan air
tanah tercemar. Air tanah di kota-kota besar yang dekat pantai (seperti
Jakarta) juga tercemar oleh air asin (air laut) karena penyedotan air tanah
secara besar-besaran oleh industri dan berbagai bangunan besar. Karena air
tanah sudah banyak tersedot, akhirnya di rongga bekas air tanah tadi air laut
merembes dan mengurangi kualitas air tanah yang disedot oleh kota. Pencemaran air
memberikan dampak sebagai berikut :
- Musnahnya berbagai jenis ikan dan terjadi kerusakan
pada tumbuhan air. Dampak lebih lanjut yang terjadi adalah terganggunya
ekosistem yang pada saatnya pasti akan merugikan manusia sendiri.
- Air sungai yang terkontaminasi mengancam kesehatan
penduduk di sepanjang DAS karena menjadi sumber berbagai penyakit.
- Terjadinya banjir di musim hujan.
- Bau menyengat dari limbah pabrik.
- Terjadinya kelangkaan air bersih.
- Terjadinya blooming algae, suatu keadaan ketika air
sungai dan danau ditutupi oleh ganggang yang menyebabkan matinya biota
bawah air. Blooming algae disebabkan oleh banyaknya pupuk yang terlarut
dalam air.
- Limbah dari sungai yang terbawa ke laut akan mencemari
biota laut, sehingga turut membawa petaka bagi manusia yang
mengonsumsinya. Sebgai contoh penyakit Minamata di Jepang, suatu penyakit
yang terjadi di daerah Minamata yang disebabkan oleh menumpuknya logam
berat dalam tubuh ikan laut yang dikonsumsi orang-orang.
Upaya
penganggulangan pencemaran air dapat dilakukan dengan langkah berikut :
- Membatasi. Limbah harus diminimalisir dan kalau bisa
didaur ulang. Jika tidak bisa didaur ulang, limbah harus dinetralisir agar
tidak mencemari lingkungan.
- Mengawasi. Masyarakat dan lembaga-lembaga swadaya harus
turut mengawasi dan menjaga pelestarian air.
- Mengendalikan. Pelaksanaan undang-undang lingkungan
hidup harus tegas, para pelanggar harus diganjar dengan sanksi yang
sesuai.
5.3.3 Permasalahan Sampah
Pertumbuhan
penduduk yang sangat pesat mengakibatkan tingkat konsumsi masyarakat juga
bertambah banyak. Hal ini memberi kontribusi langsung pada meningkatnya volume
sampah yang tidak diimbangi oleh upaya penanggulangannya. Hal ini menyebabkan
banyak terjadi permasalahan lingkungan hidup. Sebut saja linkungan menjadi
kotor, jorok, bau, dll. Itu baru contoh sekitar. Contoh lebih lanjut adalah
gejala keracunan dan merebaknya penyakit. Beberapa langkah untuk menanggulangi
permasalahan sampah di Indonesia di antaranya berikut ini :
- Pembuatan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) untuk
mengelola sampah. Lokasinya harus jauh dari permukiman penduduk.
- Penerapan prinsip 4R: replace (mengganti), reduce
(mengurangi), reuse (menggunakan kembali), dan recycle (mendaur ulang).
- Penempatan bak sampah yang terpisah antara oraganik dan
anorganik sehingga mempermudah pengelolaannya.
- Memproduksi dan memasyarakatkan peralatan untuk mendaur
ulang sampah.
- Mengadakan kerja bakti secara berkala.
5.3.4 Permasalahan Hutan
Pola
konsumsi masyarakat kian meningkat terutama yang berhubungan dengan hasil
hutan. Kebutuhan akan kertas, mebel, dan bahan bangunan telah meningkat tajam.
Hal ini dapat menguras keberadaan hutan produksi. Sebenarnya kita pun sering
merusak hutan. Membuang-buang kertas atau memakainya secara berlebihan, kita
turut andil dalam mendorong para penebang hutan liar melaksanakan aksinya.
Berdasarkan data BPS tahun 2004, luas hutan yang telah rusak maupun kritis
telah mencapai 59 juta hektar. Rata-rata terjadi pengurangan luas hutan 1,6 juta
hektar per tahun. Bayangkan bagaimana kondisi hutan Indonesia 10 tahun ke
depan.
Kerusakan
hutan telah berakibat buruk pada kehidupan, seperti tanah longsor, banjir,
hilangnya banyak spesies hewan dan tumbuhan, tanah tandus dan tidak produktif,
kekeringan, pemanasan global, dll. Kelestarian hutan Indonesia perlu dilakukan dengan
langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut :
- Melakukan reboisasi.
- Jika ingin menebang kayu, lakukan sistem tebang pilih.
- Masyarakat, lembaga swadaya, dan pemerintah harus mengawasi
dan menjaga hutan.
- Memberikan sanksi berat bagi penebang hutan liar.
5.3.5 Permasalahan Ekosistem Pantai
Ekosistem
pantai merupakan ekosistem yang memiliki kekayaan alam beragam karena merupakan
pertemuan antara wilayah darat dan wilayah laut. Berbagai jenis makhluk hidup
dapat ditemukan di pantai. Di daerah pantai dapat ditemukan hutan bakau,
terumbu karang, dan tentu saja pasir pantai.
Hutan
bakau dapat dijadikan bahan baku pembuatan mebel. Terumbu karang merupakan
kawasan yang indah, namun sayang sering ada tangan-tangan jahil yang mencopoti
terumbu karang untuk dijual. Adapun pasir pantai dapat dijadikan bahan
bangunan. Pengerukan sumber daya alam pantai secara berlebihan dapat membuat
pantai menjadi tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Ekosistem pantai
akan hancur. Untuk
mengurangi dampak rusaknya ekosistem pantai, perlu dilakukan langkah berikut :
- Reboisasi hutan bakau.
- Dibuat peraturan yang membatasi penambangan pasir.
- Masyarakat terutama nelayan ikut berperan aktif dalam
menjaga daerah pesisir pantai.
- Pemberian tanggung jawab untuk konservasi hutan di
sepanjang pantai bagi pengusaha yang bergerak di bidang wisata bahari.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Larasati, Mega Dinda. 2017. Limbah :
Pengertian, Jenis, Dampak, dan Pengelolaan. Diunduh pada: https://foresteract.com/limbah-pengertian-jenis-dampak-dan-pengelolaan/
3.
Jujubandung. 2013. Lingkungan Hidup Negara
Indonesia dan Berbagai Permasalahannya. Bandung. Diunduh pada : http://jujubandung.com/2013/02/21/lingkungan-hidup-negara-indonesia-dan-berbagai-permasalahannya/
Komentar
Posting Komentar